Friday, June 24, 2011

Sangga Sembalun

Sebelum krisis moneter melanda Indonesia tahun 1998 silam, kawasan pertanian Sembalun Kabupaten Lombok Timur (Lotim) terkenal dengan komoditi bawang putih. Sebuah komoditi andalan yang selama satu dekade ini telah lenyap. Tahun 2011 ini, bawang putih dengan varietas unggulan Sangga Sembalun yang mulai langka ini coba untuk diselamatkan.

Dituturkan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Lotim, Ir. H. L. Khalid Tarmizi bersama salah seorang Penggerak Membangun Desa (PMD) Sembalun, Ruspaeni, SP menyatakan pada masa jayanya bawang putih Sembalun, masyarakat petani terbilang cukup sejahtera. “Gara-gara bawang putih, satu desa bisa naik haji di Sembalun,” papar Khalid.

Varietas Sangga Sembalun telah menjadi varietas langka. Menyadari hal itu, pemerintah pusat telah mencoba memberikan bantuan benih langsung kepada petani agar melakukan penangkaran terhadap benih ini. Penanaman bawang putih ini juga bagian dari upaya menghalau laju impor bawang putih yang cukup besar dewasa ini.

Sekitar 2 hektar (ha) diminta pusat untuk dikembangkan. Oleh para petani Sembalun kemudian mengembangkannya menjadi 3,25 hektar. “Total bibit yang telah disiapkan sekitar 3 ton,” timpal Ruspaeni.

Upaya penyelamatan bibit langka ini sudah mulai dilakukan dan hasilnya cukup bagus. Hasil panen diniatkan Ruspaeni tidak untuk dijual. Namun untuk dikembangkan dulu sampai benar-benar cukup banyak dan tidak menjadi langka. Diupayakan juga, ke depan ada sertifikasi benih Sangga Sembalun ini. Karena satu-satunya hanya ada di Sembalun.

Di sejumlah daerah lain, ada varietas Limbu Hijau milik daerah Karang Anyar Jawa Tengah. Varietas ini sudah disertifikasi. Ada juga jenis varietas lain, yang disebut limbu kuning. Varietas Sangga Sembalun dipandang memiliki keunggulan jauh dibandingkan limbu kuning maupun limbu hijau. Baik dari segi produktivitas maupun dari segi rasa termasuk nilai jual.

Sangga Sembalun mampu produksi rata-rata 35 ton perhektar, sedangkan limbu kuning dan limbu hijau hanya mampu maksimal sampai 10-20 ton perhektar. Menghasilkan bawang putih yang bagus, dibutuhkan waktu hanya 120 hari.

Mengenai nilai jual, Sangga Sembalun terbilang cukup mahal. Harga yang baru panen, masih dalam kondisi basah bias mencapai Rp 950-1 juta per kwintal. Kondisi kering bisa dijual seharga Rp 2,5 juta per kwintal. Paling mahal harga benihnya yang bisa tembus Rp 4 juta perkwintal. Mengingat harga benih yang cukup mahal itulah, pada proses awal penanaman ini petani sepakat untuk tidak menjadikan benih terlebih dahulu.

Soal rasa, kandungan astiri bawang putih varietas Sangga Sembalun ini cukup tinggi. Siung bawang ini juga cukup besar. Tidak kalah saing dengan bawang-bawang hasil impor

No comments:

Post a Comment