Friday, June 24, 2011

Penas XIII, Bisakah Hadirkan Nilai Tambah Nyata Bagi Petani?

Terhitung sejak Sabtu (18/6) hingga Kamis (23/6) lalu, bertempat di Stadion Aji Imbut Desa Perjiwa Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kertanegara (Kukar) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) digelar pertemuan para petani se Nusantara. Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) ke XIII. Sebanyak 30 ribu orang lebih memadati gelanggang olah raga di Kabupaten terkaya di Indonesia itu.

PROVINSI NTB turut mengirimkan utusan mengikuti ajang pesta dan berbagi inovasi para petani yang digelar empat tahun sekali itu. “ ini ajang silaturrahmi dan berharap bermacam-macam temuan yang ada disini bisa ditindaklanjuti untuk mencapai kesejahteraan petani,” komentar Asisten I Sekretariat Daerah NTB, H.M. Nur Asikin Amin yang berada di lokasi pameran seusai pembukaan Penas oleh Wakil Presiden RI, H. Boediono Sabtu lalu.

Hasil Penas diharap bisa memberikan nilai tambah yang nyata bagi para petani. Dimana, ajang penas itu ada kesempatan saling berbagi. Melihat teknologi yang digunakan para petani daerah lain.

“Penas ini adalah ajang pertukaran informasi dan pengalaman,” timpal Bupati Dompu, H. Bambang M. Yasin yang juga berada di lokasi pameran. Bertukar pengalaman dinilai sebuah upaya yang paling penting. Tentunya, hasil yang dibawa pulang memang harus nyata.

Ajang Penas tentu tidak sekedar duduk manis di stand pameran atau hanya sekedar mengikuti serangkaian acara seremonial tanpa berbuat apa-apa. Pasalnya, tujuan yang ingin di capai cukup berat. Menuju petani yang sejahtera.

Tugas pemerintah dalam upaya mewujudkan petani yang sejahtera itu harus dilakukan secara fokus. Seperti Dompu dimisalkan mencoba fokus pada pengembangan jagung. Untuk itu, keberpihakan anggaran juga sangat menentukan.

Pantauan Suara NTB di Lokasi Penas XIII, memperlihatkan keikutsertaan sekitar 470 utusan NTB ini terkesan hanya pada seremonial saja. Dimana, momentum untuk bisa bertukar informasi dan upaya penemuan teknologi baru yang nantinya akan diterapkan tidak terlihat. Utamanya di stan pameran produk-produk pertanian NTB.

Paling banyak yang dipamerkan adalah mutiara. Terang saja, dominasi pengunjung terlihat hanya di stan yang ada mutiaranya. Stan Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang hanya menampilkan buku dan sejumlah produk olahan, Dinas Perkebunan (Disbun) NTB yang hanya mempertontonkan daun tembakau yang dikeringkan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB yang hanya menampilkan gambar sapi seperti tidak ada yang melirik sama sekali.

Begitupun yang terlihat untuk Stan Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Lombok Tengah (Loteng), Lombok Barat (Lobar) dan kabupaten lainnya. Maraknya pengunjung terlihat hanya saat mencicipi makanan yang disajikan. Seperti stan Kabupaten Lombok Barat (Lobar) yang menyajikan ceretan berisi air narmada. Begitupun di stan BKP NTB yang menyajikan makanan-makanan olahan.

Parahnya lagi, sejumlah stan yang telah dengan susah payah dibuat itu kerap sepi. Bagaimana tidak, jangankan pengunjung para penjaga stan pun tidak terlihat. Kejadian ini terlihat di stan BKP NTB. Petugas yang bertugas tidak diketahui kemana perginya.

Di stan Kota Bima, terlihat yang banyak dipertontonkan adalah sarung tenun. Kata wakil Walikota yang menyempatkan hadir event tersebut, pihaknya fokus ingin mempromosikan hasil kreativitas penenun.

Semua sajian yang diperlihatkan para utusan kabupaten ini tampak belum sesuai dengan yang diharapkan. Tampak yang cukup kreatif mempromosikan pertanian sesuai dengan tujuan utama digelarnya Penas XIII hanya Kota Mataram. Dengan suguhan andalan Mangga Mentaram, sangat diminati para pengunjung.

Dituturkan Fahrurrazi, sebanyak 15 buah pohon yang rela ia bawa bersama timnya ke Kaltim ini habis terjual pada hari pertama Pameran dibuka. Bahkan, ada juga yang minta dikirimkan lewat paket. “Saya puas, teknologi yang kita unggulkan sangat diminati,” ucapnya.

Belajar ke Daerah Lain

Selanjutnya, salah satu tujuan lainnya yang ingin dicapai dalam momentum Penas XIII ini adalah mempelajari apa yang menjadi kelebihan daerah lain. Seperti diniatkan BKP NTB, disampaikan Kepala Bidang Ketahanan Pangan BKP NTB, Ir. L. Sukariadi.

Dikatakan, Provinsi NTB yang masuk kategori daerah tertinggal perlu banyak belajar kepada daerah yang sudah cukup maju pengembangan pertaniannya. Penas bisa dijadikan kesempatan untuk menggali tambahan pengetahuan dalam pengelolaan pertanian.

Dalam kegiatan Penas XIII tersebut BKP NTB ingin fokus mensosialisasikan ketahanan pangan, diversifikasi pangan. Karenanya ditampilkan BKP ini sejumlah produk olahan yang menggunakan pangan lokal yang beragam. Harapannya, dengan pertemuan ini para petani bisa saling menimba ilmu dengan petani daerah lain.

NTB dicita-citakan tahun 2011 ini bisa terus meningkatkan produksi pangannya. Utamanya beras yang ditargetkan bisa mencapai 2 juta ton. Bisa terus menjadi penyangga beras nasional. Untuk mencapai itu, diperlukan pengetahuan dan pembelajaran. Termasuk, pemanfaatan teknologi yang turut dipamerkan dalam ajang Penas XIII.

Melihat beberapa tujuan yang besar itu, Sukariadi membantah kalau diikutinya ajang itu terkesan hanya tidak ada manfaatnya. Bukan pula untuk buang-buang uang. Namun dipastikan akan benar-benar bermafaat untuk pengembangan dunia pertanian NTB ke depan.

Senada dengan Sukariadi, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB, Ir. H. Abdul Maad, MM mengatakan, Penas XIII ini merupakan ajang saling tukar informasi. Tempat menukar teknologi dari petani-petani yang ada di seluruh Indonesia. Beberapa event akan dilakukan. Ada temu teknologi. Ada temuan teknologi tepat guna. Akan ada perlombaan juga, mengadu mana yang lebih kreatif dan inovatif petani kita.

“NTB akan mengikuti 14 mata event,” ucapnya. Antara lain, ikuti lomba teknologi. Ada juga temuan-temuan baru. Unggulan NTB teknologi adalah budidaya pertanian, pengendalian hama penyakit. Pengendalian hama Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) secara alamiah. Kita menggunakan bahan baku nabati yang tersedia di daerah yang bisa berfungsi sebagai festisida.

No comments:

Post a Comment