Thursday, July 22, 2010

Komoditi Terlupakan Itu Bisa Hasilkan 100 Produk Olahan

PROF. Ir. H. Sunarpi, PhD., menyebutkan salah satu potensi besar yang terlupakan adalah kelapa. Seorang guru besar dari Universitas Gajah Mada (UGM), Prof. Dr. Bambang S., katanya telah menciptakan 100 produk olahan dari bahan baku kelapa. Antara lain Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak perawan, nata decoco, asap cair.

Khusus asap cair, lanjutnya merupakan salah satu hasil olahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pengawet makanan. Daripada menggunakan bahan pengawet yang berbahaya bagi pada makanan, Sunarpi lebih menganjurkan menggunakan bahan pengawet makanan alami itu.

Selain itu, banyak potensi kelapa yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Sebelumnya, dinilai Sunarpi, ada upaya yang kurang pas dari pihak tertentu yang telah menjelek-jelekkan produk olahan dari kelapa. Padahal tidak demikian. “Kita selama ini dicekoki oleh image yang buruk terhadap kelapa, seperti bahaya kolestrol dan lainnya. Akibatnya masyarakat kita jadi takut,” sebutnya. Padahal tidak begitu, potensi kelapa yang banyak tumbuh subur di bumi gora ini bisa dikembangkan produk olahannya dalam berbagai bentuk.

Perlu diingat, lanjut pengganti Prof. Ir. H. Mansur Ma’shum, PhD menjadi Rektor Unram ini, tidak hanya SDM yang harus ditingkatkan. Sistem tata niaganya harus dipersiapkan. Serta tidak lupa, modal bagi pelaku usaha. “Disitulah perlunya sentuhan dari birokrasi,” demikian Sunarpi.

Secara umum, diakui Sunarpi adalah penyelamat saat krisis pangan bahkan krisis moneter yang pernah melanda. Namun sejauh ini, calon mahasiswa alumni pertanian dirasakan kurang meminati sendiri bisnis bidang pertanian itu. Meski diakui sebagai penyelamat, namun dirasa kurang begitu digandrungi oleh para lulusan yang sudah memiliki bekal akademis itu.

“Resistensi krisis selama ini kan diselamatkan oleh pertanian. Tapi tidak disadari bahwa pertanian itu sebagai penyelamat,” ucap Rektor ini.

Sangat disayangkan, selama ini para alumni terkesan hanya mengejar peluang jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Padahal, kalau sudah memiliki modal akademik, diyakini bisa menggali potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang diyakini bisa memberikan nilai tambah yang besar itu.

Diakui, sejauh ini belum banyak terlihat pengusaha yang mengembangkan hasil bumi itu. Terlihat saat ini hanya pengusaha tradisional yang belum terlihat perkembangannya. Padahal, kalau digeluti, terlebih bicara hasil olahan pangan memiliki potensi yang sangat besar mendatangkan nilai tambah.

Sunarpi mengetahui, pemerintah provinsi (pemprov) NTB menggaungkan salah satu program strategisnya adalah agrobisnis. Sangat didukung Rektor Unram ini karena mengingat potensi besar meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat. Hanya saja, untuk pangan lokal hasil-hasil pertanian ini terkenda daya tahan produk.

Produk-produk pangan dan hortikukltura bagi pengusaha kecil yang tidak memiliki modal jelas akan bisa bertahan. “Kalau sudah layu kan nilainya kurang,” sebutnya. Perlu bantuan modal bagi pengusaha kecil. Adapun industri-industri yang dikembangkan disarankan lebih mengutamakan komoditi sendiri. Daripada komoditi impor.

No comments:

Post a Comment