Friday, July 16, 2010

Gaji Guru Terlalu Gemuk Politik Anggaran Pendidikan Harus Dikaji Ulang

PEMERHATI Pendidikan dari Universitas Mataram, Dr. H. Rusdiawan., menyebutkan dengan adanya sertifikasi guru membuat gaji guru cukup gemuk. Sementara, dampak dari sertifikasi itu agar mutu pendidikan NTB pada khususnya dapat ditingkatkan sampai saat ini belum terlihat. Melihat fakta itu, disarankan Rusdiawan politik anggaran pendidikan ini harus dikaji ulang.

Hal itu disampaikan Rusdiawan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN khususnya sebagian besar diperuntukkan untuk mengadakan sertifikasi guru. Nilainya sangat jauh dibandingkan dengan total peningkatan infrastruktur lain.

Untuk bayar gaji guru dibandingkan dengan yang lainnya dalam pembangunan pendidikan berbanding 70:30 persen. Artinya, belanja pegawai guru dirasa Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unram ini jauh lebih besar dibandingkan belanja public.

Hal ini dianggap Rusdiawan cukup berbahaya jika tidak diperhatikan. Terlebih 70 persen uang negara untuk bayar gaji guru yang rata-rata Rp 4-5 juta ini tidak diikuti dengan upaya guru meningkatkan mutu pengajarannya.

Pengamatan Rusdiawan, tidak sedikit guru dan dosen yang telah mendapatkan sertifikasi justru jadi pemalas. Penuturan di beberapa sekolah juga katanya, guru sertifikasi yang sudah menerima tunjangan menyerahkan tugas dan beban mengajarnya pada guru-guru honor. Sementara mereka hanya ongkang-ongkang kaki.

Perkembangan pendidikan, khususnya di NTB dinilainya sangat lambat. Hal itu tidak lepas dari ketimpangan anggaran etrsebut. Dimana, sehebat apapun juga guru jika tidak didukung dengan upaya peningkatan sarana dan prasarana maka akan sangat berbahaya. Menurut Rusdiawan juga selama ini tidak ada korelasi ternyata antara mengadakan sertifikasi dengan peningkatan mutu pendidikan itu.

Besarnya anggaran pendidikan untuk guru dari pemerintah pusat semestinya dapat diimbangi oleh pemerintah daerah (pemda). Jajaran pemda harus bisa mengambil peran . “Disinilah makna otonomi juga semestinta digunakan,” ucapnya. Perhatikan politik anggaran yang di pemkab.

Rusdiawan mengakui ada guru yang ideal dan rajin dan ada guru yang malas. Adanya guru yang malas kerap membuat iri guru yang semula ideal dan rajin. Berpikir gaji sama saja dengan yang malas sehingga ikut-ikutan malas. Dampak buruknya bagi dunia pendidikan.

Dikritik Dekan FKIP Unram ini, selama ini tergambar jelas hanya gaji yang meningkat. Sementara mutu pendidikan tidak kunjung meningkat. Gaji guru yang cukup besar ini sangat jauh jika dibandingkan dengan tenaga administrasi meski masuknya dari pagi sampai sore dan tiap hari. Berbeda dengan guru yang banyak sekali liburnya, namun meski demikian masih saja terus menuntut untuk ditingkatkan kesejahteraannya.

No comments:

Post a Comment