Wednesday, January 18, 2012

Ritual Adat "Rebo Buntung" Prosesi Tolak Bala Ala Masyarakat Sasak


Ritual adat Rebo Buntung (Hari Rabu Terakhir) adalah salah satu dari sekian tradisi dan budaya yang melekat pada sebagian masyarakat Suku Sasak yang menghuni Pulau Lombok. Berdasarkan latar belakang sejarah, Rebo Buntung ini dikenal dengan prosesi mandi pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar. Hal itu dimaksudkan untuk menolak bala bencana yang akan menimpa.

PROSESI itulah yang dilakukan masyarakat adat Sasak di wilayah di Pantai Ketapang Tanjung Menangis Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lotim, Rabu (18/1) kemarin. Sejumlah pemangku adat Sasak hadir dalam prosesi ritual adat tersebut yang disaksikan Bupati Lotim, H.M. Sukiman Azmy.

Rebo Buntung bermakna hari rabu yang terputus, dikarenakan hari tersebut berada diantara dua bulan yakni Safar dan Rabiul Awal (bulan maulid nabi). Buntung juga dimaknai buruk yakni petaka.

Bupati Lotim memberi makna ritual adat tersebut sebagai bagian dari cara melahirkan kentenangan, kenyamanan, kedamaian dalam hidup bermasyarakat. Karenanya, seluruh anggota masyarakat secara bersama-sama, satu tekad, satu tujuan, membersihkan diri dari segala sifat negatif. Sehingga terhindarkan dari bala bencana dalam kehidupan. Bala dan bencana hadir dikatakan kerap juga disebabkan adanya pengaruh prilaku negatif manusia.

Ditegaskan, menjaga keseimbangan alam merupakan kewajiban.. Utamanya akibat perubahan iklim saat ini. Banyaknya bencana alam akhir-akhir ini akibat ketidakseimbangan alam. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang diberikan misi besar sudah tidak lagi memperhatikan keseimbangan itu.

Manusia teah merusak tanpa pernah berfikir untuk memperbaiki. Alam tidak lagi dianggap sebagai sumber kehidupan penting, karenanya harus dimuliakan, dipuja sekaligus disakralkan. Selama ini, alam juga telah diartikan salah. Yakni sebatas ladang eskploitasi yang mendatangkan keuntungan besar. Kepada masyarakat, Bupati Sukiman mengajak menghindari sikap dan prilaku yang dapat mengancam keseimbangan dan kelestarian alam.

Ritual adat Rebo Buntung mengandung nilai budaya dan jati diri masyarakat adat Sasak. Ditengah gerusan budaya dan perkembangan dunia yang semakin bergerak cepat seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Budaya asli daerah tergerus. Hadir budaya hidup bebas, materialistik, dan mengesampingkan nilai-nilai agama.

“Budaya asli yang kita miliki mulai terancam. Bukti nyata sudah tampak di hadapan kita, di mana kini pola hidup bebas, materialistik, hedonistik, dan mengesampingkan nilai agama hampir menjadi gaya hidup sebagian besar generasi kita, lebih-lebih generasi muda,” papar Bupati.

Di samping itu, akibat kompleksitas permasalahan sosial, ekonomi dan politik. Lahir sikap, prilaku masyarakat yang tidak mencerminkan diri sebagai seorang yang memiliki budaya dan adat istiadat. Maraknya tindak kriminal seperti penipuan, bentrokan antar wilayah akibat perbedaan organisasi dan politik. Benturan antar pelajar dan elemen mahasiswa.

“Oleh sebab itu, maka alangkah arifnya apabila kesempatan ini kita pergunakan untuk melakukan kilas balik dan perenungan kembali indentitas jati diri kita, yakni nilai-nilai luhur budaya bangsa,” pinta Bupati.

Selanjutnya dipesankan, para tokoh adat, tokoh agama bersama dengan pemerintah hendaknya bisa bahu membahu dalam mengangkat dan melestarikan kembali nilai-nilai budaya. Momentum Pesta Rakyat Ritual Adat Rebo Buntung diharapkan dapat melahirkan kembali semangat dan gairah dalam mengembangkan budaya dan adat istiadat Sasak. Sebagai pondasi meraih kemajuan.

Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Lotim, H. Gufranudin menjawab menambahkan ritual adat Rebo Bontong ini ini sudah menjadi aset wisata budaya. Telah menjadi Calendar of Event Tourism alias kalender wisata di provinsi NTB.

Digelarnya Ritual Adat Rebo Buntung menjadi ritual pembuka awal diaplikasikannya Program Visit Lombok Sumbawa (VLS) dengan satu juta kunjungan wisatawan datang ke NTB. “Kita mengadakan VLS 2012 yang mana tahun 2012 ini kan tahun aplikasi,” ucapnya . selanjutnya nanti aka nada event ada bau nyale dan sejumlah event pariwisata lainnya. Ada 50 event di NTB.

Ritual adat Rebo Buntung dikatakan sebagai salah satu bukti kekayaan adat masyarakat Sasak. Tentunya ke depan akan dilestarikan budaya Sasak tersebut, khususnya di tengah masyarakat adat yang ada di Lotim. Lestarikan menjadi tradisi. “Ini adalah event yang sekala kabupaten, usaha kedepan supaya skala lebih besar. Skala provinsi. Syukur-syukur jadi sekala nasional,” demikian papar Gufran.***


Selengkapnya bisa dibaca di www.suarantb.com

No comments:

Post a Comment